Thursday, June 15, 2006

Acie (ini yang terakhir)

Aku masih saja mikir waktu temenku Arif ngomong kalo Acie kentara sekali menunjukkan perhatian, bahwa cinta itu bakalan indah dengan sakit yang ditimbulkannya dan sensasi yang muncul karena hubungan yang ada terjalin dengan jatuh, bangun, mengejar, dan ditolak.

Orang2 bilang bahwa kehadiran seseorang akan terasa berarti justru ketika kita tahu bahwa seseorang tersebut akan tidak lagi hadir dalam kehidupan kita dan tidak lagi bakal memberikan arti bagi hidup kita seperti yang telah dilakukannya selama dia ada di kehidupan kita.

Kehadiran Acie yang tanpa kehadiran fisik (semata-mata sms, telepon, dan missedcall) di kehidupanku lebih2 lagi terasa sakitnya ketika semuanya terhenti begitu saja. Tiba2 hari2 begitu senyap, dingin, lembab, tersingkir. Semua fantasi akan kehadiran fisiknya yang senantiasa menerbitkan rasa hangat, lembut, silir, bahkan menerbitkan cairan semenku, seketika hilang seperti mimpi basah yang disesali karena harus terputus oleh kegaduhan aktivitas pagi hari di rumah.

Entahlah. Sekarang aku bagi Acie persis sama tidak berartinya seperti sebelum sms2 manja yang dikirimkannya. Padahal, sementara bagiku, Acie ibarat fourplay yang kian lama kian panas merangsang sekujur indra hewani-manusiaku. Dan yang dilakukannya sekarang adalah memaksaku coitus interruptus tanpa pernah mengijinkanku tahu apakah sebenarnya dia menginginkan orgasme dariku. Dan akupun lemah seketika.

No comments: