Thursday, January 25, 2007

Ziggy, Siska, Mimi, dan Parjo

Aku beri nama dia Ziggy. Ziggy punya teman Mimi. Meski sama sekali tidak pernah bertemu secara fisik, apalagi bersentuhan, Ziggy-Mimi tetap berkomunikasi secara berkala dengan cara sedemikian rupa sehingga aku dan empunya Mimi bisa saling mengerti isi pikiran masing2 tanpa harus berbahasa verbal.

Siska adalah pendahulu Ziggy, sedangkan Parjo adalah pendahulu Mimi. Bisa dibilang, Siska dan Parjo adalah predesesor, sedangkan Ziggy dan Mimi adalah susesor. Namanya juga pendahulu, maka Siska dan Parjo memiliki usia, gaya, dan kemampuan tidak sebagus Ziggy dan Mimi. Tidak bisa dibilang juga ini soal kelamin, tapi Ziggy menggantikan Siska dan Mimi menggantikan Parjo seakan2 nampak bahwa para penerus ini saling bertukar jender dalam menggantikan para pendahulunya, dan seakan2 mereka tahu dan ingin menyesuaikan diri dengan jenis kelamin kami--para empu mereka.

Rasanya cukup sekian cerita mengenai para gadget ini. Skenario ini dibidani oleh empunya Mimi dan Parjo, lantas berlanjut begitu saja tanpa diolah dan dikendalikan. Ziggy dan Mimi kini masih hidup dan setia menjadikan diri sebagai pendamping setia aku dan empunya Mimi, sedangkan Siska dan Parjo tentunya sudah pula memiliki empu masing-masing tanpa para empu baru Siska dan Parjo ketahui bahwa Siska dan Parjo adalah nama-nama gadget mereka.

Seni Kesederhanaan

Hari2 ini pola hidupku jadi makin jauh dari sehat. Kopi memang sudah tergantikan oleh teh (dengan catatan, tetap ditambahi krimer), tapi hasrat merokokku jadi makin menggila jika dibandingkan sebelumnya. Air putih? Aku jarang bertemu item yang satu ini.

Saat2 bersendiri paling menyenangkan adalah ketika malam selepas isya, duduk berlama2 di depan rumah yang terlindung dari cahaya lampu jalan, menghadapi satu gelas ukuran sedang teh celup panas dicampur krimer, rokok mild, kadang2 radio (kalau Suara Sakti lagi lancar mengudara), dan Ziggy. Kalau sarat2 tersebut terpenuhi, bisa sampai dini hari aku bertahan dengan status diam berkubang di kegelapan. Hmm, kerinduan yang sangat sederhana bukan? Dan aku hanya akan pindah masuk jika: Ketiduran dan dibangunkan ibuku, terusik oleh gangguan nyamuk pada ambang batas toleransi, atau ada acara malam bagus di tv.

Tuesday, January 02, 2007

Gempa Taiwan

Jumat, 29 Desember 2006 15:55

Sekarang baru kerasa pentingnya internet. Kemaren di MetroTV ada berita tentang gempa di Taiwan yang mempengaruhi jaringan kabel serat optik bawah laut. Semua jadi kalang-kabut. Padahal aku berencana malamnya online semalaman.

Gatot semua! Warnet2 di Jakarta diberitakan pada down semua, bahkan dikatakan pengusahanya merugi Rp 300 ribu per harinya akibat kerusakan ini. Portal2 macam Yahoo! tidak bisa dibuka. Yang ada juga situs2 domestik.

Aku lantas mikir betapa repotnya orang2 yang hidupnya bergantung penuh pada internet. Aku yang pengguna suplementer saja jadi ikut2an repot.