Monday, November 27, 2006

Hujan

Semalam & malam2 sebelumnya hujan sudah mulai turun. Tanda2 kehidupan pun menggeliat. Pohon2an yang semula tampak berhenti berfotosintesa kini mulai menghijau lagi, lain dengan keadaan sebelumnya di mana di setiap tempat ada tumbuhan, bisa dipastikan 30-40% daunnya mengering dan berubah warna menjadi kecoklatan; aroma uap hangat dari tanah yang terkena guyuran hujan bertebaran; udara silir malam, yang dinantikan banyak orang yang sepanjang musim ini resah sulit tidur karena panasnya, kini setiap malam datang u/ menghembuskan sifat surgawinya.

Hujan selalu menjadi momen indah yang dirindukan, keajaiban ilahiah yang menghidupi.

Sudah terlalu lama berlalu kenangan pada suatu sore tentang gerimis yang berangsur2 kian deras menjadi hujan lebat hingga jalanan aspal yang kita lalui sepulang main2 selepas jam sekolah basah kuyup & berkilatan terkena lampu2 jalan yang mulai menyala, sementara semua orang tergopoh2 mencari tempat u/ nunut ngiyup atau sibuk mengenakan jas hujan sambil menggerutu. Aku ingat betul ketika itu aku malah kebayang video klipnya Eddie Brickle, Good Times, dan menikmati tetesan air sambil berharap itu tak harus berakhir. Tahun berapa itu ya? Ah, kini kalau hujan turun selebat itu sore2 yang bisa kita lakukan paling hanya duduk di depan rumah atau malah masih di tempat kerja.

Thursday, November 23, 2006

Wiji

Ehm. Ini tentang kisah cinta sejati abad ini.

Wiji adalah satu dari sekian banyak nama2 gadis lain yang sedang tumbuh mekar menanti disunting lelaki manapun yang tertarik kepada tampilan alamiah para gadis yang memang sedang selalu berubah menuju kesempurnaan raga perempuan dewasa.

Masa usia belasan yang puas dia nikmati akan sebentar lagi berlalu. Kini

Monday, November 20, 2006

My 28th

Tanggal 18 kemaren ultahku ke 28. Gak terlalu penting sebenarnya dirayain atau gak. Namun demikian, ada beberapa hal penting yang perlu sedikit dicatat.

Pertama, 1st person yang ngucapin tepat pada pergantian hari adalah, tentunya, Wiji (dan dia terus saja ngucapin itu sepanjang hari).

Pagi2 menjelang pukul 7 (7 menit sebelum tarif hemat Telkomsel berakhir), ada Kunadi--si ingat setiap detail kronologi peristiwa lengkap dengan tanggalnya, temen sekolah-- telefon. Setelah mengucapkan segala macam mantra & wishes, dia cerita bahwa 'temen yang sudah tua' ini sudah pula punya tempat maen kalau malam minggu.

Gak ada 15 menit kemudian, mbak Ir telepon (tf, singkatan yang aku dapati dari kebiasaan kita ber-sms. Brilian juga!) ngucapin harapan2 kepada 'calon mantu'-nya ini. Dia orang istimewa menjelang tahun2 kepunahanku ini karena dialah satu2nya mbak comblang yang betul2 dipercaya Wiji. Fyi, mbak Ir itu kakak kandung Wiji.

Ada 3 ucapan lagi yang masih aku tunggu. At least, via sms gpp-lah! They're supposed to be said by Arif, Praba, dan Prabowo.

Benar juga. Siang menjelang sore sms dengan awalan sumpah serapah masuk. Prabowo. Dia ini guru ideologisku. Banyak cerita inspiratif dan epos kepahlawan yang aku dapati dari perkawanan kita ini. Dia orang Cilacap juga, lho. Anyhow, dia banyak memberi pencerahan bagiku dan banyak orang lainnya.

My 28th (2)

Arif sms agak malam. Dia ini temen paling bawel, kadang nyebelin, tapi paling ngerti aku. Dia bilang dia bisa tau ada apa denganku bahkan hanya dari satu gerakan kecilku. Bulan depan "Kedai Sedaya", hasil joint venture kita, berdiri, insya Allah. Kita ngusung nasi bakar yang belum ada di Semarang meski di Jakarta & Bandung sudah lumayan akrab dikenal.

Menjelang jam 9 malam Ari (dia ini adek ipar temen kerjaku) sms, nanyain hujan gak di tempatku sambil ngucapin met ultah juga. Hemm, cara ngucapin selamat yang aneh. Kenapa musti nanyain hujan duluuu?! Aaargh! Hei! Kamu udah bikin Wiji uring2an dengan sms-mu itu.

There's one thing was missing that U & one thing that missing was U (tau kan lirik lagu siapa?). Tinggal atu yang belum juga sms. All day I wait and wait, sampe malem, sampe malem berikutnya lagi, Supraba alias Domon Ishijima gak kunjung sms. Yah, biarlah. Kita tetep temen baik with or without congrats. Many good times kita lalui bareng. Ngejomblo bareng, ngejar cewe yang sama bareng. Sori ya, bro, soal Cemplon (sori juga, Faisal).

That's enough for my 28th b'day. Gak enak nginget ultah di usia segini. Siklus hidup sudah mulai berbalik. Tinggal 2tahun lagi u/ sampai ke akhir paruh pertama hidup seorang muslim. Itu keyakinanku. Dan aku musti menjalani sisa paruh kedua dengan menikah. Harus! Benar kan, Wiji cayank? You better be in accordance w/ me, mon Amour.

Sunday, November 12, 2006

Mati Lampu

20:44

Sudah setengah jam listrik padam. Aku tadi lagi main ke rumah bulik yang sudah lama aku ndak ke sana. Begitu lampu mati & angin begitu kencang bertiup sampai-sampai debu kemarau panjang dari jalan terbawa masuk ke rumah, aku langsung pamit pulang.

Angin agaknya memang benar2 kencang sampai aku harus menutup kaca helmku biar ndak kemasukan debu di sepanjang jalan, tapi tetap saja motorku bergoyang keras kena terpaannya. Banyak daunan & ranting2 berserakan di sepanjang jalan aspal kelas 3 yg kulalui.

Di rumah, habis nemeni adekku bikin PR ttg pohon faktor, aku makan sate ayam yang tinggal tersisa sedikit oleh adek2ku.

Sekarang lagi duduk2 di depan. Biasa, lanskap malam depan rumah ini sering bikin teman2ku ngiri. Biasanya ...

(yah, lampu sudah nyala ini. Terusin nanti aja topik mati lampunya.)