Tuesday, June 20, 2006

Being Relawan: Home

18:49 WIB

Aku pulang. Sendiri. Ini lagi di Simpang Lima, melepas dahaga. Gempol-Simpang Lima 15:49-18:33. It means ga ada 3 jam, cuma 2 jam 44 menit. Lain benar dg waktu berangkat kemaren yg hampir 5 jam.

Adooo... Lémésh & péning aku!

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Being Relawan: Somewhere Beyond The Hill

Karena gak ada kerjaan --masak kelar, bisi-bisi, nyiapin meal buat warga, makan--, aku motor2an sama Arif. Nyebrang kali Dèngklèng, lurus terus sampai ke bukit.

Sepanjang jalan di kanan-kiri yg ada hanya ladang pohon tebu. Arif bilang, tebu-tebu itu buat pabrik gula di Sragi.

Sampai di kaki bukit, kentara sekali beda tingkat ekonomi penduduk & kesuburan tanah sini sama Gempol. Jalan bercabang. Kita milih yg naik ke bukit. Jalan setapak ini lumayan bagus aspalnya. Yang tumbuh di sini hanya pohon2an yg mampu bertahan di daerah kering --perbukitan batu.

Kita naik terus sampai di tanjakan paling curam. Di situ ada mobil dinas plat merah yg mogok. Ke4 rodanya diganjal batu. Seorang bapak2 dg seragam PNS berdiri di dekatnya & kelihatan sekali putus asa. Kita nyapa bapak itu u/ basa-basi & berusaha gak kelihatan ngejek. Ternyata di tanjakan itu pula kami terhenti & milih balik arah.

Agak ke bawah, kita minggir ke sebuah batu besar & batu2 agak kecil di sekitarnya. Bukit ini tandus. Di balik bukit ini sudah wilayah Gunung Kidul. Lanskap di bawah adalah hamparan ladang tebu, beda sekali dg yg kita biasa dapati di rumah.

5 mnt aku ngajak balik. Masa nikmati keindahan kayak gini sama cowok. Males, ah!

Sampai bawah kita cari es, barang langka di sini, buat ngademin teh di posko.

Being Relawan

00:16 WIB

Hari ini sampai juga ke Wedhi. Naik motor, bo, bayangkan! Perjalanan, yaa, 4 jamlah. Ditambah toleransi nyasar 30 menit.

Posko kosong mlompong. Relawan dari Blora 29 orang pulang jam 3 sore tadi. Tinggal 1 orang relawan dari Semarang buat jagain tenda. Aziz namanya. (tentang dia, nanti ada ceritanya sendiri).

Di sini tidak mudah. Tanggapan awal dari warga yg terkesan apatis jelas sudah bikin kita turun gairah. Untungnya, sehari berikutnya tanggapan sudah berubah jadi antusias, bahkan sekarang bisa dibilang mereka banyak bergantung ke kita. Dapur umum yg kita buka laris manis kayak jajanan pasar. Tiap pagi ibu2 warga & remaja putri bahkan jadi relawan tenaga masak utama di posko. Ada juga warga yg sampai bikin proposal permohonan bantuan+data kk lengkap. Ada lagi yg sesampainya nulis permohonan pakai tulisan tangan dg tanda tangan+cap RT/RW. Kita sampai kuwalahan.

Masalah mulai muncul menginjak hari ke-3 ketika relawan shift pertama sebagian harus pulang u/ kembali njalani hidup masing2. Kemudian stok logistik, yg meskipun selalu berdatangan dari sana-sini, mulai menipis. Di posko Semarang, para pengambil keputusan terus memutar otak buat cari baik calon relawan, dana segar, bahan mentah, maupun pihak2 yg bisa diajak buat partnership. Bantuan memang kemudian berdatangan, yg spontan maupun yg diminta. Itu cukup mengurangi masalah, namun belum semuanya.

Perkembangan terakhir, sebelum kita berangkat tadi, kita berhasil meyakinkan Depdagri buat bikin posko bersama.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Monday, June 19, 2006

Being Relawan Gempa

02:50 WIB

Besok. Bukan. Ntar pagi aku berangkat lagi ke Klatèn. Ngikut jadi relawan FKI-1 (Front Komunitas Indonesia Satu).

Tanggal 8 kemaren juga kita udah berangkat ke sono. 3 hari.
Kita bikin tenda & dapur umum di Dusun Gempol Desa Kadilanggon Kecamatan Wedhi.

Begitu datang kita pesimis sebenarnya kalo kita dpt berarti bagi penduduk. Sambutan mereka agak2 waspada bawaannya. Ternyata emang bbrp hari sebelumnya habis ada kejadian warga keracunan nasi bungkus.

(to be continued, ah :: Nguantuuuk)

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Coba SMTP

Kalo posting ini masuk, maka update paké SMTPnya mymail.ro sukses.

http://www.mymail.ro
http://wap.mymail.ro

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Sunday, June 18, 2006

Malam Minggu

17.10

Fiuh. Capeee.
Seharian malah sibuk buat masang papan nama bimbel. Mereka mau pindah kantor. Huh! Mereka pikir mudah apa masang barang segitu gedhénya! 1mx5m, bayangkan coba! Berhari2 mereka bertiga mikir caranya & gak kelar2.

Rencana pesta bujang semalam gatot. The leader aja malah milih ngungsi nginep ke temen. Lain waktu kali yee..

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Saturday, June 17, 2006

Format Ulang Masa Depan (2)

Mustinya program ini aku pikirkan 7-8 tahun lalu saat aku lepas dari predikat remaja belasan tahun.

Sekarang, ketika semuanya telat, aku masih saja lelaki kecil yang tak jadi. Bantat, kalau orang buat kue bilang.

Masa depan saat ini sudah telat u/ diformat ulang. Terlalu banyak cluster buruk & lost chain u/ diperbaiki. Dan lebih lagi, skenario penyelamatan data yang kadung penuh akan memakan tenaga & waktu berlebih.

Yang harus dilakukan sekarang, mungkin, hanyalah memperbaiki kebiasaan buruk & lebih hati2 lagi dalam membuat desisi.

Malam Minggu

15:54

Sejak sore kemarin aku sudah kepikiran kalo ini malam minggu.

Bukan apa2. Aku memang bukan orang yang malam-minggu-freak (versi generasiku, malam-minggu-minded). Seperlunya saja, sih --malah cenderung persetan dg semua urusan itu, bisa dibilang.

Tapi kali ini lain.
Bukan. Bukan. Bukan yang seperti yang kalian pikirkan.

Ada 2 alasan kenapa malam minggu ini menjadi penting.

Pertama, hari tepat sepekan dari hari ini adalah malam minggu perdana aku dg Acie (dalam hal ini, aku cuman ngimbangin). Gagal memang, tapi, yang penting, kita sepakat ttg ini.

Kenapa gagal? Gagal karena hari itu jam segini aku masih di Klaten mengenakan rompi relawan, baru pripèr buat kepulangan. Even dia gak peduli dg itu, ::Pokonya harus datang, tulisnya di sms:: aku tetap saja milih gak datang. Capèk, jé.

Dua, hari ini rencanaku ngajak anak2 bimbel Smart Moslem (Damang, kakaknya--Cintrong, dan Arif) buat bikin pesta bujang sampai malam. Pengen aja liat mereka cair, kembali akrab as the way we were, and kali aja bisa bikin mereka saling serang (in the positive will) --bukan cuma di belakang punggung. Tadi aku sms Damang--the leader, dan dia ok.

Ok. Let us the progress.

Thursday, June 15, 2006

Format Ulang Masa Depan (1)

Kalau duduk2 di depan rumah begini, --sambil apapun. Angin kecil, yg datang2 lagi saat adzan isya bersautan, tidak terlalu dingin, membawa kembali semua kenangan masa2 usia belasan bertahun2 lalu--, semua ingin kuulang & kulakukan lagi dengan benar, dengan pikiran matang, tanpa celah bagi kegagalan2 di kemudian hari. Bisa, ya?

Semua harus terencana. Semua harus gradually schedulled. Semua harus tertempa, terlatih, terbiasa gagal.

Jadi inget film Quantum Leap yang dibintangi Dean Stockwell. Banyak sebenarnya produksi film2 macam gini pada masa itu, tapi film satu ini yg paling membekas bagiku. Sam, yg punya assisten manusia hologram dengan gadgetnya, Ziggy, punya tugas buat berkelana ke masa lalu dan masuk ke dalam raga siapapun & menjadi dirinya u/ memperbaiki kesalahan2 fatal yang bakal dilakukan orang itu. Karena akibatnya sudah diketahui di masa depan, maka Sam akan memainkan peran orang yg dimasukinya, lantas melakukan perbaikan2 kesalahan langkah yang ditempuh orang tersebut pada masa itu. Setelah tugasnya selesai, secara otomatis Sam akan keluar dari raga orang yg diperaninya untuk pindah ke raga orang lain pada masa yg lain juga.

Aku tidak pernah berharap Sam jadi diriku & mengubah sejarahku dengan semau2nya. Aku bahkan tidak juga pernah membayangkan menjadi Sam u/ diriku sendiri u/ bisa mengubah semua kesalahan masa laluku: Melakukan yg seharusnya aku lakukan & tidak melakukan yg seharusnya tidak aku lakukan. Begitu juga dengan semua perkataanku.

Acie (ini yang terakhir)

Aku masih saja mikir waktu temenku Arif ngomong kalo Acie kentara sekali menunjukkan perhatian, bahwa cinta itu bakalan indah dengan sakit yang ditimbulkannya dan sensasi yang muncul karena hubungan yang ada terjalin dengan jatuh, bangun, mengejar, dan ditolak.

Orang2 bilang bahwa kehadiran seseorang akan terasa berarti justru ketika kita tahu bahwa seseorang tersebut akan tidak lagi hadir dalam kehidupan kita dan tidak lagi bakal memberikan arti bagi hidup kita seperti yang telah dilakukannya selama dia ada di kehidupan kita.

Kehadiran Acie yang tanpa kehadiran fisik (semata-mata sms, telepon, dan missedcall) di kehidupanku lebih2 lagi terasa sakitnya ketika semuanya terhenti begitu saja. Tiba2 hari2 begitu senyap, dingin, lembab, tersingkir. Semua fantasi akan kehadiran fisiknya yang senantiasa menerbitkan rasa hangat, lembut, silir, bahkan menerbitkan cairan semenku, seketika hilang seperti mimpi basah yang disesali karena harus terputus oleh kegaduhan aktivitas pagi hari di rumah.

Entahlah. Sekarang aku bagi Acie persis sama tidak berartinya seperti sebelum sms2 manja yang dikirimkannya. Padahal, sementara bagiku, Acie ibarat fourplay yang kian lama kian panas merangsang sekujur indra hewani-manusiaku. Dan yang dilakukannya sekarang adalah memaksaku coitus interruptus tanpa pernah mengijinkanku tahu apakah sebenarnya dia menginginkan orgasme dariku. Dan akupun lemah seketika.

Acie

Semalam, karena tak bisa menahan kangen, aku telepon. Jam 1 dini.

Aku hanya ingin tahu benar bahwa dia juga tidak bisa menerima kenyataan ini. Sudah itu lega aku.

Waktu dia menyampaikan keputusan itu saat itu seakan baru saja dia terbangun & disadarkan oleh seseorang dari lamunan.

Aku tidak puas. Aku bilang, jangan2 ternyata aku sedang bicara dengan anak kecil.

Aku, karena jawaban2nya selalu mengambang, akhirnya harus bilang ini, "Kamu itu datang, mengajak aku bangkit dari dudukku yang nyaman & malas2an. Setelah aku bangkit, lantas kamu justru bilang, 'Ok. Bye.'"

Acie

Ini bukan soal ego lelaki yang terkalahkan. Dia bilang putus, itu lebih karena dia merasa bersalah telah memulai. Itupun dia malu mengakui telah memulai. Never mind. Toh, kenyataannya dia yang memulai. Kini harus diakhirinya pula. Itu logis. Adil.

Wednesday, June 14, 2006

Acie

Semalam aku diputus. Setelah sekian kurun, ini pengalaman indah pertama yang kudapati. Tidak ada kontak fisik --hanya kontak mata; tidak ada kencan; tidak ada rayuan & janji-janji.

Dia memujaku & aku mendambanya. Dia mengagumiku & aku menginginkannya utuh.

Tempat kami memadu adalah kamarnya, dengan pintu terbuka dan kedua orang tuanya di luar menonton tv.

Love at first sight itu bullshit bagi banyak orang. Bagiku, iya, sebenarnya. Pertemuan pertama kita biasa saja. Kita adalah servant-client. Aku melayani, dia bayar. But then ... Something in her smile was so exciting. Something in her eyes, I can't deny, was so inviting. Something in my heart told me I must have her.